Minggu, 10 Juli 2016

Dampak Perpariwisataan Kota Sabang akibat Coral bleaching

Pemutihan Terumbu Karang

Masih Banyak yang belum mengetahui bahwa terumbu karang di pulau rubiah kota sabang berada dalam kondisi Memperhatikan, Hasil Amatan saya dan kawan-kawan hampir 30% karang di taman bawah laut rubiah dalam keadaan rusak. emutihan terumbu karang atau coral bleaching
Coral bleaching atau pemutihan semakin parah dari waktu ke waktu dan dapat menyebabkan kematian karang secara masif. Pemutihan terumbu karang ini paling parah terjadi di Pasifik Utara. Demikian salah satu kesimpulan para peneliti dari Coral Reef Watch, sebagaimana dilansir alamendah.org dari The Guardian.
Bahkan pemutihan karang ini diprediksi akan terus terjadi secara masif hingga 12 bulan ke depan. Pemutihan ini disebabkan oleh peningkatan suhu permukaan laut yang terus menerus. Suhu permukaan laut yang meningkat 1 celcius saja, selama satu minggu, mampu menyebabkan kerusakan jangka panjang pada ekosistem terumbu karang.
Pemutihan terumbu karang atau coral bleaching adalah perubahan warna pada jaringan karang dari yang semula berwarna kecoklat-coklatan atau kehijau-hijauan berubah menjadi putih pucat. Coral bleachingmerupakan peristiwa lepasnya alga yang bersimbiosis (zooxanthela) yang merupakan tempat bergantungnya polip karang untuk mendapatkan makanan. Karang sendiri merupakan sebuah koloni yang terdiri atas binatang-binatang kecil (disebut polip) yang kemudian membentuk terumbu.
Pemutihan Terumbu Karang (Coral Bleaching)
Pemutihan Terumbu Karang (Coral Bleaching)
Banyak penyebab yang dapat membuat karang memutih. Penyebab utama pemutihan karang dalam skala luas adalah kombinasi dari kenaikan temperatur air laut dan intensitas cahaya. Selain itu pemutihan terumbu karang dapat diakibatkan oleh penyakit, racun (bahan kimia), dan lain-lain.
Menurut penelitian Coral Reef Watch, dalam dua dekade terakhir, telah terjadi pemutihan karang terparah di perairan Pasifik Utara. Fenomena ini melanda kawasan seperti Kepulauan Mariana, Guam, Hawaii, Kiribati, dan Florida. Hal yang sam juga terjadi pada  terumbu karang di kawasan Kepulauan Marshall. Bahkan para peneliti memperkirakan fenomena ini akan meluas dan melanda berbagai kawasan terumbu karang lainnya di seluruh dunia dalam jangka waktu enam sampai dua belas bulan ke depan.
Sebelumnya pemutihan karang terparah dan yang telah merusak banyak terumbu karang, termasuk di Indonesia, terjadi pada tahun 1997-1998. Peristiwa tersebut dipicu oleh kombinasi badai El-Nino dengan Perubahan iklim yang mengakibatkan suhu permukaan air laut meningkat. Dampaknya, sedikitnya 15% terumbu karang di seluruh dunia mati. Di Indonesia, fenomena ini merusak terumbu karang hingga 50% (bahkan lebih) di beberapa kawasan. Seperti dilansir Go Blue Indonesia, kerusakan terumbu karang di Taman Nasional Bali Barat mencapai hingga 100%, Taman Nasional Pulau Seribu, Kepulauan Gili, Lombok, dan Kalimantan Timur (mencapai hingga 90%) dan di Karimun Jawa (50-60%). Terdapat beberapa spesies dan populasi terumbu karang yang mampu melakukan penyembuhan (recovery). Beberapa karang dapat sembuh dan tumbuh normal lagi  penyebab pemutihan hilang, namun tidak sedikit juga yang tetap rusak dan punah. 
Kerusakan terumbu karang di pulau rubiah berdampak besar terhadap perpariwisataan Kota sabang, Seperti kita ketahui Pulau rubiah menjadi salah tujuan utama tujuan wisatawan untuk menikmati Pemandangan bawah laut. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar